Notification

×

Iklan

Iklan

Lokasi Cerita Legenda Sampuraga Jadi Objek Wisata Air Panas Terindah di Mandailing Natal

Jumat, 29 Maret 2024 | 20:39 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-29T13:40:04Z
Sumatera Utara -Jejakinformasi.id -
Kabupaten Mandailing Natal (Madina) merupakan wilayah paling ujung di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dikenal memiliki beragam variasi objek wisata diangkat dari sebuah cerita (kisah nyata) yang pernah terjadi di zaman dahulu di Kabupaten Mandailing Natal, termasuk salah satunya adalah Kolam Air Panas Sampuraga yang berada di Desa Sirambas Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal, (diperkirakan sekitar 475 Kilo Meter dari Ibukota Provinsi Sumatera Utara).

Asal mula terjadinya Sampuraga berdasarkan cerita yang berhasil dikumpulkan oleh awak media Jejakinformasi.id Sumatera Utara bermula dari saat Sampuraga (nama seorang pria miskin) yang hidup dan bertempat tinggal di Padang Bolak (kini dikenal dengan nama Padang Lawas Utara) atau Paluta.

Di Paluta, Sampuraga tinggal bersama ibu kandungnya yang sudah berstatus janda dengan bekerja setiap harinya sebagai pencari kayu bakar dihutan. Akibat sulitnya ekonomi yang dirasakan pada saat itu, akhirnya sampuraga berniat pergi merantau dan meminta restu dari sang ibunda tercinta untuk diijikan pergi merantau ke desa Sirambas dengan tujuan untuk merubah nasib di Negeri orang.

Singkat cerita, dengan deraian air mata ibunda melepas kepergian sang anak demi untuk mencapai cita-cita yang diimpikan, hanya dengan berbekal nasi dengan lauk seadanya yang telah dipersiapkan oleh sang ibu, sampuraga pamit dan berangkat menuju ke negeri orang dengan berjalan kaki berhari-hari melewati hutan belantara dan jalan yang penuh dengan rintangan.

Setibanya di desa yang dituju, yaitu desa Sirambas,  sampuraga mendapatkan pekerjaan dari seorang saudagar kaya di desa tersebut.

Melihat ketekunan sampuraga dan kejujurannya, sang saudagar kaya tersebut pun menjodohkan putri cantiknya dengan sampuraga.

Dibuatlah pesta besar-besaran dengan menyebar undangan kepada seluruh masyarakat desa, bahkan undangan itupun tersebar sampai keluar daerah.

Tibalah saatnya acara pesta untuk mereka berdua digelar hingga kabar itu pun sampai ke telinga sang ibu yang sudah tua renta, mendengar kabar bahwa putri dari saudagar kaya akan melangsungkan acara pesta pernikahan dengan seorang pria bernama sampuraga, sang ibu pun datang dari jauh dibawa oleh rasa rindu terhadap seorang anak tersayang yang sudah lama tidak bertemu.

Sang ibu pun sampai ditempat pesta besar pernikahan putri saudagar kaya dengan anaknya sampuraga berlangsung, tumpuan harapan yang mendalam dari sang ibu untuk dapat bersua dengan anak laki-lakinya.

Tak lama kemudian, disaat sang ibu bertemu dengan anak yang ia lahirkan dari rahimnya sendiri, yang terjadi malah sebaliknya. Sampuraga yang ia besarkan dan ia perjuangkan seorang diri selama ini malah justru lupa diri dan tidak mengakui kalau wanita yang sudah tua renta dengan memakai baju compang camping itu adalah ibu kandungnya.

Atas dasar malu memiliki seorang ibu yang kumuh seperti tak terurus, dengan sombong dan angkuh sampuraga lalu mengusir wanita tua itu serta menyuruh hulu balang agar menyeret ibu tua itu keluar dari lokasi pestanya.

Dengan perasaan sakit dan tergores, sang ibu menangis dan memohon kepada allah swt agar memberikan pelajaran bagi anaknya sampuraga yang telah menjadi anak durhaka akibat terbuai oleh harta dunia sehingga tidak mengakui dirinya sebagai ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya.

Atas kehendak Allah SWT, angin dan badai disertai dengan gemuruh dan hujan deras tiba-tiba datang dan membuat semua warga lari berhamburan, namun apalah daya, kuasa dan kehendak tuhan tidak bisa dilawan, apabila ia telah berkehendak maka tidak seorangpun yang dapat menghalanginya. Dalam sekejap saja kampung itu tenggelam ditelan bumi akibat tersapu oleh banjir besar yang melanda desa sirambas.

Sampuraga akhirnya tenggelam lenyap ditelan bumi, dan tempat pesta sebelumnya berlangsung berubah menjadi beberapa titik sumur yang berisikan air panas menggelegar dan mengeluarkan asap panas. Tempat itulah yang kini dikenal dengan nama Air Panas Sampuraga di Desa Sirambas.

Suhu air panas Sampuraga berkisar antara 90-100 derajat celcius dan sekarang sudah dipagar besi setiap sumur yang masih mengeluarkan air panas sehingga para wisatawan yang datang berkunjung dapat merasa aman dan nyaman

Masyarakat sekitar percaya bahwa Sampuraga adalah nama seorang anak yang durhaka kepada ibunya, sehingga bila di dekar air panas itu kita menyebut namanya dengan panggilan Sampuraga, maka air tersebut seketika akan mengeluarkan gelembung yang banyak beserta asap, konon diyakini oleh warga setempat munculnya gelembung tersebut pertanda sampuraga mendengarkan panggilan itu.

Tempat itu kini menjadi tempat wisata yang paling indah, setelah dikelola oleh Dahlan Hasan Nasution sewaktu menjabat jadi Bupati Madina dan diperbaharui kembali oleh seorang tokoh ternama di Madina H.Zubeir sehingga menjadi sebuah objek wisata yang digemari dan selalu dipadati para pengunjung baik dari dalam dan luar daerah. 

Sampuraga yang menjadi objek wisata terindah di Kabupaten Mandailing Natal diyakini oleh turun temurun adalah akibat kutukan terhadap seorang anak laki-laki yang merasa malu dengan kondisi ibunya yang miskin dan kumuh sehingga tega mengusir dan menyeret, bahkan tidak mengakui sama sekali kalau wanita yang telah melahirkan dan membesarkan nya selama ini adalah ibu kandungnya.

Sehingga Sampuraga adalah merupakan sebuah objek wisata yang diangkat dari cerita kisah nyata yang kini menjadi sebuah Legenda di Kabupaten Mandailing Natal

Reporter&Pengumpul Cerita: Mulyadi P Jambak
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita TerbaruUpdate