Mandailing Natal.Sumut -Jejakinformasi.id. manipulasi data hasil seleksi."itulah seruan dari calon peserta PPPK Mandailing Natal yang merasa kecewa dengan pengumuman hasil seleksi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal
Betapa tidak, pengumuman hasil seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) tahun 2023 di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal yang dikeluarkan pada hari jum-at 22/12/23 malam disinyalir telah terjadi manipulasi data pemenang, hal ini menuai kontroversi serta kekecewaan dari para peserta yang tidak lolos berdasarkan surat kelulusan hasil seleksi tersebut.
Kenapa dan ada apa.?
Setelah melihat pengumuman hasil seleksi P3K pada jabatan fungsional tenaga teknis dan tenaga kesehatan di lingkungan Pemkab Madina, gelombang kekecewaan muncul sehingga timbulnya suara suara kekesalan dari para pesertanya pun mengundang perhatian Publik.
Pasalnya, dalam pengumuman itu nilai Sertifikat Hasil Ujian dengan hasil yang diumumkan berbeda sehingga para peserta merasa dirugikan dimana sebelumnya peserta yang mendapatkan nilai tertinggi awalnya sudah dianggap lulus, namun kenyataannya setelah diumumkan, nilai yang sebelumnya tinggi bisa turun dan tidak lulus.
Hal itupun spontan menjadi perbincangan hangat di media sosial dan juga keluarga peserta.
"Paling tidak saya bisa masuk 30 besar, ternyata saat pengumuman tidak lulus," kata salah satu peserta yang namanya tidak disebutkan,sabtu 23/12/23
Hal itu ia sampaikan kepada sejumlah awak media di pelataran Mesjid Agung Nur Ala Nur desa Parbangunan, Kecamatan Panyabungan di tengah-tengah ratusan peserta seleksi P3K yang tidak lulus dan saat itu sedang berkumpul mencari kesepakatan bersama langkah apa yang akan mereka lakukan demi mendapatkan keadilan.
Seorang guru honorer di salah satu sekolah dasar ini mengatakan bahwa sebelumnya ia mendapatkan nilai 588, begitu juga dengan salah satu guru honorer di SMP mendapatkan nilai 598, sehingga sesuai tertera dalam sertifikat hasil ujian P3K tahun 2023 yang mereka terima merupakan nilai tertinggi, namun pada saat pengumuman, nilai mereka yang tadinya cukup tinggi bisa menjadi rendah dan tidak lulus.
"Kami meminta keadilan, mempertanyakan mengapa nilai kami yang tinggi semakin rendah saat diumumkan. Sementara kami lihat nilai yang jauh dibawah kami naik. Bagaimana cara hitung-hitungannya, itu yang kami pertanyakan," ujar ibu guru honerer yang sudah lama mengabdi ini.
Mereka berharap agar hasil pengumuman seleksi P3K Madina tahun 2023 ini ditinjau kembali, dan meminta kepada kepala BKPSDM Madina agar menjelaskan secara detail bagaimana bisa nilai tertinggi menjadi rendah dan bagaimana metode SKTT itu, apakah semua peserta mengikutinya? Dimana dan kapan SKTT itu dilaksanakan Dan kenapa ada peserta yang tidak mengetahuinya.
Dihadapan awak media, mereka juga mengungkapkan ada peserta ujian yang lulus padahal belum lama mengabdi dan ada pula yang lulus PPPK tidak sesuai presedur tapi bisa lulus.
"Ada yang sudah lama tidak mengabdi, ada beberapa orang yang baru masuk tapi bisa lulus ujian PPPK. Buktinya pun sudah kita kumpulkan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan KPSBDM Madina Abdul Hamid dan Kadis Pendidikan Madina Dollar Hafriyanto belum berhasil dimintai tanggapannya terkait dugaan adanya kecurangan dalam penentuan pemenang PPPK serta protes yang disampaikan oleh puluhan peserta. Nomor seluler dari dua pejabat ini tidak aktif.
Reporter : Mulyadi P jambak