Notification

×

Iklan

Iklan

Cegah Krisis Pangan, Kemendes Intensifikasi 1.8 Juta Ha Lahan Pertanian

Jumat, 15 Mei 2020 | 13:23 WIB | 0 Views Last Updated 2020-05-15T06:28:35Z

SUBANG JEJAKINFORMASI
Mengantisipasi potensi krisis pangan akibat pandemi Covid-19, Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, mengajukan intensifikasi 1,8 Juta Ha lahan pertanian, yang terletak di 3,2 Juta Ha kawasan transmigrasi. Ini sudah termasuk 45 ribu Ha lahan gambut transmigrasi di Dadahup Lamunti, Kapuas, Kalimantan Tengah, berbatasan dengan hamparan sawah di kawasan transmigrasi Cahaya Baru, Barito Kuala, Kalimantan Selatan. yang akan dikembangkan bersama-sama kementerian lain.

Satu juta Ha lahan sawah akan diintensifkan memproduksi 10 juta ton padi/tahun, sementara 0,8 juta Ha lainnya yang saat ini ditanami tanaman perkebunan usia tanam 1-3 tahun, dikembangkan menjadi tumpang sari tanaman pangan dengan potensi panen minimal 2 juta ton padi dalam setahun. 
Sehingga, potensi total cadangan pangan yang diproduksi dalam satu tahun mencapai 12 juta ton padi.

Dilansir dari Press Release Kementerian Desa, PDT, dan Tranmisgrasi, yang disampaikan Kepala Pusat Data dan Informasi Kemendes PDTT, Ivanovich Agusta, pada Kamis (14/05/2020), Pukul 14.00 WIB melalui aplikasi Zoom, pilihan intensifikasi lahan menjadi alternatif untuk mempercepat perolehan hasil panen padi, yang bisa dijalankan sebelum ekstensifikasi atau pencetakan sawah baru, selesai dilakukan.

Strategi komplementer intensifikasi dan ekstensifikasi diyakini akan mempermudah Indonesia memenuhi kebutuhan pangan pokok dalam negeri tahun 2020, karena memungkinkan hasil panen padi diperoleh pada masa tanam musim kemarau pada Mei - Agustus 2020 ini, khusus untuk varietas padi yang tahan pasokan sedikit air, seperti padi gogo. Selanjutnya, pada musim tanam September-Desember 2020 yang banyak diguyur hujan, ditanam padi unggul yang sarat kebutuhan air. 

Intensifikasi produksi padi dijalankan para transmigran secara swadaya dengan dukungan pemerintah dan swasta, yang mencakup peningkatan mekanisasi pertanian, perbaikan irigasi terutama pintu-pintu air yang kurang berfungsi, perbaikan pemupukan dan penggunaan benih unggul padi, serta pengolahan pasca panen, dan disempurnakan dengan menempatkan Rice Milling Unit (RMU) dan Rice Milling Plant (RMP), berkapasitas giling 1,5 ton sampai 3 ton gabah perjam,
pada sentra-sentra produksi padi tersebut
dilengkapi dryer pembersih padi.

Pada posisi Offtaker, dan beberapa bank nasional, seperti BNI, BRI, dan kini Bank Mandiri, turut mendukung dari sisi manajemen modern produksi padi transmigrasi, serta pemenuhan kebutuhan permodalan. 

Upaya tersebut, dalam waktu dekat,  juga memiliki dukungan internal melalui dana desa.
Terdapat 1.430 desa di kawasan produktif itu, yang mendapat pagu Dana Desa sebesar Rp 1,35 triliun. 
Jika kondisi pasca pandemi Covid-19 berakhir dalam waktu dekat, minimal Rp 538 miliar dapat digunakan untuk intensifikasi lahan tanaman pangan, dengan pengelolaan tenaga kerja secara padat karya. 
Ketika pengelolaan lahan masih berada pada masa Pandemik Covid-19, skenario terburuknya adalah, senilai Rp 403 Miliar Dana Desa masih memungkinkan dikelola desa-desa transmigrasi itu untuk intensifikasi produksi padi tersebut.



Editor: M.Sha
Reporter: Aahamzah
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita TerbaruUpdate